Kelompok pemberontak Houthi di Yaman kembali melancarkan serangan drone ke bandara di Abha, Arab Saudi selatan. Belum ada laporan mengenai jatuhnya korban dalam serangan tersebut.
Media yang dikelola Houthi, Al-Masirah TV melaporkan seperti dilansir Press TV, Senin (17/6/2019), bahwa Houthi menargetkan bandara Abha, ibu kota provinsi Asir, dengan drone Qasef K2 pada Minggu (16/6) waktu setempat.
Bandara Abha berlokasi di resor pegunungan populer. Bandara Abha diketahui melayani penerbangan rute domestik dan regional. Houthi telah menggencarkan serangan-serangan mereka ke posisi-posisi militer di wilayah Saudi selatan dalam beberapa hari terakhir. Serangan-serangan itu disebut sebagai serangan balasan atas bombardir Saudi dan sekutunya terhadap warga sipil tak bersalah di Yaman selama empat tahun terakhir.
Target-target utama dalam serangan-serangan pemberontak Houthi tersebut adalah instalasi-instalasi di Jizan, Najran, Abha dan Khamis Mushait. Bahkan bulan lalu, drone-drone Houthi mengenai sejumlah instalasi minyak penting di Riyadh.
Belum lama ini, Houthi mengingatkan bahwa bandara-bandara di negara-negara yang terlibat dalam serangan militer di Yaman akan menjadi target serangan selama embargo yang diterapkan rezim Saudi dan sekutunya di Bandara Internasional Sanaa masih diterapkan.
Sebelumnya pada Jumat (14/6) waktu setempat, pasukan keamanan Arab Saudi mengklaim berhasil mencegat dan menghancurkan lima drone yang diterbangkan Houthi dari Yaman ke wilayahnya. Serangan drone ini merupakan serangan kedua Houthi terhadap Bandara Abha dalam sepekan terakhir.
Serangan pertama terjadi pada Rabu (12/6) lalu, di mana serangan rudal Houthi mengenai bagian terminal kedatangan Bandara Abha, yang berjarak 200 kilometer dari perbatasan Yaman-Saudi. Serangan itu melukai 26 orang.
Serangan kedua dengan drone dilaporkan terjadi pada Jumat (14/6) dan berhasil dijatuhkan oleh Saudi. Operasi militer koalisi Saudi di Yaman telah dimulai sejak tahun 2015 lalu. Operasi militer untuk memerangi Houthi itu dilaporkan telah menewaskan lebih dari 15 ribu orang, yang kebanyakan adalah warga sipil Yaman.
sumber : www.detik.com