Garap Mobil Pintar, Huawei Mau Jadi Tesla China

Awal bulan ini, Huawei kehilangan akses ke teknologi yang memungkinkannya mendominasi industri smartphone global. Raksasa teknologi asal China itu sekarang beralih ke sektor lain.

Sebuah laporan terbaru menyebutkan, Huawei mulai menjajaki bisnis mobil pintar. Perusahaan ini ingin jadi seperti Tesla dan menjadi inovator di industri otomotif China.

Meski kini lebih dikenal sebagai perusahaan infrastruktur telekomunikasi dan produsen smartphone, Huawei memiliki berbagai kepentingan bisnis. Pada 2013, mereka meluncurkan departemen baru yang didedikasikan untuk mengembangkan produk mobil otonom.

Upaya pengembangan mobil pintar ini terdengar mengada-ada, mengingat Huawei juga dikenal kuat sebagai peneliti dan vendor komponen 5G terkemuka.

Meski demikian, Huawei belum sepenuhnya bergerak dalam produksi mobil otonom. Sejauh ini, mereka baru sebatas layanan cloud, kokpit canggih, dan platform self-driving untuk mobil pintar.

Baca Juga : Neuralink, Teknologi yang bisa mengontrol internet hanya dengan otak!

Meski begitu, divisi otomotif Huawei menjadi penghasil pendapatan yang cukup bisa diandalkan karena penawarannya yang menarik.

Daftar isi

Huawei Sedang Kerjakan Project Mobil Pintar

Saat ini, Huawei memiliki kesepakatan bisnis untuk mengembangkan aplikasi 5G dengan 18 pembuat mobil Cina.

Selain itu, layanan HiCar miliknya, punya kemampuan menjadi platform hiburan dalam mobil yang mirip dengan CarPlay Apple. HiCar saat ini diinstal di lebih dari 200 model mobil.

Di masa lalu, Huawei mungkin memandang bisnis otomotifnya kurang penting. Namun sekarang, jika melihat bisnis gadgetnya yang belum jelas nasibnya, Huawei mulai menghargai potensi sektor otomotif.

Kesuksesan Tesla di lapangan juga tampaknya menginspirasi dan meyakinkan Huawei bergerak lebih dari sekadar menjadi vendor komponen otomotif pihak ketiga.

Pada Januari 2019, pendiri Huawei Ren Zhengfei secara terbuka menyatakan perusahaannya tidak akan pernah membuat mobil pintar. Saat itu, para eksekutif Huawei menunjukkan strateginya dengan mengembangkan bisnis inti perusahaan dan menghindari area yang dirasa mereka tidak dapat bersaing.

Namun di kemudian hari, langkah korporasi yang dilakukannya kini mengindikasikan bahwa pernyataan “tidak akan pernah membuat mobil” menjadi “mungkin akan membuat mobil” mengingat berbagai tantangan yang dihadapi bisnisnya baru-baru ini.

Rotating Chairman Huwei Xu Zhijun juga pernah menyebutkan bahwa pendekatan teknologi-sentris Tesla ke industri otomotif menjadikannya sebuah masa depan di sektor ini. Dia juga menyebutkan perusahaannya memiliki sumber daya yang setara dengan Tesla, seperti diberitakan The Burn In, Selasa (29/9/2020).

Sejak saat itu, Huawei memperdalam hubungannya dengan BAIC BluePark New Energy Technology Co. Ltd, segmen kendaraan listrik (EV) dari perusahaan otomotif terkemuka China, BAIC Group. Kedua perusahaan ini kemudian berkolaborasi dalam proyek mobil pintar baru dengan nama sandi N61.

EV dilengkapi dengan chipset dan program self-driving, tiga sistem lidar, 12 perangkat radar ultrasonik, 13 kamera, dan sensor gelombang enam milimeter yang dibuat oleh telekomunikasi. Caixin, grup media setempat, mengklaim mobil pintar Huawei lebih canggih daripada sedan Model 3 Tesla.

Publikasi itu juga memberi catatan bahwa mobil pintar N61 segera melakukan uji coba tahun ini sebelum resmi mengaspal di Q4 2021.

Di satu sisi, Huawei berisiko merusak reputasinya jika merilis EV yang tidak sesuai harapan konsumen. Namun di sisi lain, Huawei sangat membutuhkan pasar baru untuk dikejar jika ingin terus tumbuh.

Jika mereka berani memperkenalkan mobil pintar ke seluruh dunia, langkah selanjutnya akan jelas. Dalam satu dekade, Huawei mungkin saja menjadi pemain besar di industri otomotif sama halnya seperti di sektor perangkat seluler.

(dtk)

You May Also Like

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments